12 Oktober 2023

Membaca kedaruratan

Iqro

Terlalu banyak gumpalan2 โ€œbomโ€ dalam diri. Ada yang masih saya simpan. Ada yang sudah saya setorkan ke sang pemilik untuk dijinakkan. Ada yang sengaja saya pupus. Ada yang sudah siap diledakkan, tapi masih kalah dengan rasa tidak tega. Meskipun tak sedikit pula yang sudah meledak di beberapa titik. Selanjutnya saya ambil satu untuk saya ledakkan di sini. ๐Ÿ’ฃ

Darurat membaca

Dalam khazanah islam, membaca adalah pekerjaan utama yang mestinya jangan sampai tidak kita perjuangkan. Ibarat rumah, membaca adalah pondasi. Persoalan rumah tidak akan dapat dibedah secara menyeluruh jika belum kita tentukan pondasinya terlebih dahulu.

Kita ambil satu contoh yang lebih sederhana. Misalnya ada orang kelaparan. Kira2 apa yang paling tepat kita lakukan terhadap orang tersebut?

Jika kita mau membaca, akan kita temukan percabangan masalah hanya dari satu masalah kelaparan. Mungkin juga karena itu lah mengapa pencarian solusi biasa kita sebut sebagai pemecahan masalah. Satu masalah yang tampak, dipecah agar tahu yang tidak tampak. Satu masalah di permukaan, dipecah agar tahu kemungkinan kedalamannya. Untuk mencari satu jarum yang jatuh di tumpukan jerami, harus siap membongkar seluruh jerami untuk menemukannya. Memang begitu lah membaca. Terasa sulit? Maka benar, jangan sampai tidak kita perjuangkan.

Saya yakin semua orang modern bisa baca tulis. Tapi semakin jarang orang yang benar2 mampu menerapkan kemampuan bacanya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Seperti yang pernah saya singgung di tulisan Nilai menurut Presiden. Tidak semua pencapaian belajar mampu diejawantahkan dengan baik dalam kehidupan se-hari2.

Betapa kita sekarang sedang darurat membaca ๐Ÿ˜•

Darurat menentukan bacaan

Sudah pasti. Jika kita tidak mampu membaca, maka konsekuensi selanjutnya adalah kita tidak mampu menentukan bacaan.

Masih dalam kasus orang kelaparan. Setelah mau membaca, selanjutnya akan ada bacaan (pecahan) yang berserakan. Maka setelah itu apa yang harus kita lakukan?

Pada dasarnya, kemampuan membaca akan mengantarkan kita ke kemampuan dalam memilih bacaan. Ada satu pecahan yang tersorot jelas dalam kasus orang kelaparan, yaitu lapar. Maka jangan dulu kita skrining pecahan2 lainnya untuk didalami. Jangan karena sudah mau membaca, kita korbankan pertolongan pertamanya. Cukup pilih pecahan lapar, lalu buat agar tidak lapar. Apakah sesederhana itu? Jelas tidak. Karena dari lapar menjadi tidak lapar juga membutuhkan kemampuan membaca.

Mari kita tengok berita yang berserakan akhir2 ini. Banyak kerusakan bermunculan dari kesalahan menentukan bacaan. Yang seharusnya baca, malah diganti kerja. Janji yang seharusnya ditepati, malah diingkari sendiri. Janjinya memberi, malah merampas.

Betapa kita sekarang sedang darurat membaca dan menentukan bacaan ๐Ÿ™

Kedaruratan

Masalah orang kelaparan adalah masalah kecil. Benar2 kecil. Apa susahnya memberinya makanan? Apa susahnya memberinya daya? Apa susahnya memberinya kesempatan? Adakah dari kalian yang semiskin itu? Adakah dari kalian yang setidak mampu itu? Adakah dari kalian yang seserakah itu?

Dengan kekayaan bumi yang luar biasa ini, mustahil ada orang kelaparan! Mustahil ada yang tidak mampu memberinya makanan! Mustahil ada yang tidak mampu membantu! Mustahil itu terjadi!

Ya, benar. Yang mustahil itu sudah terjadi. Betapa kita sekarang sedang benar2 dalam keadaan darurat โ˜น๏ธ


Btw bomnya sebelah mana yak? ๐Ÿค”

Ada pada meraka yang sengaja mengabaikan kedaruratan iniโ€ฆ โ˜•๏ธ