27 Mei 2024

Kipas Ibrahim

Kipas bukan sembarang kipas

Sabtu 25 Mei 2024 kemarin, di GOR Kodam IV / Diponegoro Semarang, tempat diselenggarakannya kejuaraan sepatu roda freestyle tingkat nasional, saya melihat sesuatu yang menarik perhatian. Di langit2 yang tinggi, terdapat dua kipas yang berputar. Satu di bagian barat dan satunya lagi di bagian timur.

Bayangkan yak, ini GOR alias gelanggang olah raga, yang luasnya kira2 6 kali lapangan bulu tangkis. Dengan kekuatan penuh pun, mana mungkin dua kipas tersebut mampu memberi dampak ke suhu udara di dalam GOR? Sedangkan, kipas di bagian timur, di atas tempat saya duduk, dia berputar dengan baling2 yang terlihat jelas, alias berputar sangat pelan 🫠

Semut Ibrahim

Seketika itu juga saya teringat kisah semut kecil yang berusaha menolong nabi ibrahim yang dilahap api, dengan membawa setetes air. Jika kita melihat hanya dari sepintas kejadian tersebut, yang dilakukan semut jelas sia2. Namun sebelum semut bertindak, ada niat dari semut yang tidak bisa dianggap remeh.

Kekuatan cintah 😋

Ada banyak hal di luar diri kita yang tidak bisa kita kendalikan. Bahkan, ada sangat banyak hal di dalam diri kita yang tidak bisa kita kendalikan. Jika kita pahami hal tersebut, lalu apa ada yang salah dari usaha si semut? Apalagi keberpihakannya kepada nabi ibrahim jelas mendapatkan perhatian khusus dari sang maha pengendali alam semesta. Sehingga upaya pembakaran nabi ibrahim gagal total.

Classic Slalom

Nah, di hari saya melihat kipas yang akhirnya saya juluki sebagai “kipas ibrahim”. Anak saya maju sebagai salah satu atlit yang ikut dalam kejuaraan classic slalom untuk pemula. Dalam benak, saya membayangkan apa saja bisa terjadi nanti. Bisa saja nanti dapat emas. Meskipun dari modal keterampilan, anak saya masih benar2 pemula, bahkan jika dibandingkan teman2 satu klubnya.

Saat anak saya waktunya tampil, seperti sebelum2nya, saya lakukan puasa kamera. Urusan gambar saya serahkan ke istri. Jadi saya bisa fokus bakar kemenyan dan komat-kamit baca mantra.

Taek!!! 😤

Yaelah, drama2 dikit masak gak boleh sih 😭

Btw, yang dimainkan anak saya dalam penampilannya kira2 ada 10 trik. Dua trik di awal adalah trik yang baru sebulanan dilatihkan secara intensif. Dan tiga trik di tengah, baru saya kasih pendalamannya di dua minggu terakhir.

Emang bisa? 🙄

Lho, aslinya saya berbakat, tapi dulu belum ada aja sepatu roda begini2 😶‍🌫️

Lagu pun diputar, anak saya mulai menari di atas sepatu berrodanya. Trik pertama, lancarrrrr. Trik kedua, terhambat sedikit, tapi lancar tanpa menyenggol cone. Tiga trik tengah, yang pertama lanjar jaya. Yang kedua, hampir njelungup gaes 😰. Yang ketiga, lebih lancar dari saat latihan 🥳.

Alhamdulillah trik2 yang susah, dilewati dengan mboys. Tapi, trik terakhir yang gak pernah membebani saya, karena anak saya kayaknya sudah tanpa berpikir kalo main, ternyata malah ambyar 😭. Cone tersenggol, anak saya hampir nggeblag. Bahkan sampai cone terakhir, dia masih kesulitan. Ada apa iniiiii 😭

Setelah selesai, cone2 yang berserakan ditata kembali sama anak saya. Yaaaa itu naluri latihan sih. Yang semestinya kalau tampil begini gak perlu dilakukan, karena untuk kebutuhan penilaian juri juga. Setelahnya, wajah anak saya berubah, dia sedih gaes 😭.

Coba saya tenangin, dia gak mau. Apalagi saat diajak foto2, dia marah2 😰. Dia mungkin gak terima yak, hasilnya tidak memuaskan. Karena bagi anak saya, kurang memuaskan sama dengan tidak memuaskan sama sekali 🤣.

Diajak ngobrol, diem aja. Gak enak banget situasinya. Siapa saja salah, gak ada yang bener. Sampai akhirnya bestinya sudah waktunya tampil. Akhirnya saya ajak dia nonton dan semangatin si besti.

Btw trik si besti ini lebih pro dari anak saya. Dan menurut saya, si besti akan berhasil dengan mulus. Benar saja, semua trik dilalui dengan super mulus. Tapi ternyata tidak dengan trik terakhir, dia jatuh gaes 😭. Lagi2, padahal trik terakhirnya adalah trik yang sudah dikuasai betul. Namun takdir berkata lain. Sama seperti kasusnya anak saya. Yang bikin lebih sedih, jatuh merupakan pengurang nilai terbesar. Trik sederhana tidak jatuh, dibanding trik sulit tapi jatuh, kemungkinan besar lebih unggul yang trik sederhana.

Kisah yang terulang

Setelah saya istirahat di luar, istri menelepon. Saya bergegas masuk GOR. Saat masuk, ternyata sudah sesi pengumuman kelompok pemenang.

Btw classic slalom untuk pemula, semua adalah pemenang gaes. Jadi seluruh peserta akan dibagi mana yang menjadi kelompok perunggu, perak, atau emas. Untuk kasus kejuaraan kali ini, karena pesertanya banyak, peserta dibagi menjadi empat grup. Setiap grup tersebut nantinya ada pengelompokan juaranya masing2.

Saat menunggu pengumuman, istri diberi kabar oleh wali atlit lain kalau ternyata anak saya masuk ke kelompok emas di grupnya. Ada apa iniiiiii 😭

Padahal sebelumnya, saya sempat tebak2an sama anak saya. “Hayooo kira2 nanti dapat perak atau perunggu?”, anak saya menjawab dengan percaya diri “perak!”. Ehhh tapi ternyata kita berdua salah total gaes 😰

Kipas yang berputar sangat pelan di langit2 GOR lebih tahu perannya. Secara ruh, angin kecil yang dia hembuskan ke segala penjuru ruangan, lebih berpengaruh untuk membuat hati yang tadinya kecewa menjadi berbunga dan bahagia. Daripada saya, yang sangat tidak mampu menjangkau apapun saja, bahkan hati anak saya sendiri. Saya merasakan kisah semut ibrahim terulang di GOR.

Kalau yang akhirnya dapat perunggu, kira2 artinya apa gaes? 🤔

Ya minta mereka memaknai sendiri gaes 🫠